⛸️ — 51 ; Flower

Euforia kemenangan menguar begitu jelas di ruangan tersebut. Hanan memeluk Abercio, di sampingnya ada Kallea yang sedang menangis bahagia ditemani Haikal, ada juga Savero yang sedang diberi banyak pujian oleh Coach Melissa. Semuanya bahagia, terlebih lagi untuk kemenangan pertama Kallea. Perempuan itu baru bergabung dua tahun dengan klub skating Gareth, pada pertandingan tahun lalu dia tidak berhasil membawa pulang medali.

Tidak jauh berbeda dengan Kallea, Savero dan Abercio juga berhasil membawa pulang medali. Abercio memang tidak mendapatkan posisi pertama tapi dia berhasil meningkatkan kemampuannya tahun ini. Tahun lalu dia hanya membawa pulang medali perunggu tapi sekarang dia membawa pulang medali perak. Abercio bahagia. Begitu juga dengan Savero yang bahagia mendapatkan perunggu.

Semuanya bahagia, terlebih lagi bagi Abercio yang mendapatkan begitu banyak pujian dari Hanan. Pria itu terlampau senang, Gara di sampingnya hanya bisa tersenyum melihat sang kekasih terlihat sangat lucu saat memuji penampilan Abercio. Pria itu bahkan menangis saking bahagianya. Abercio tahu, kemenangannya sangat berarti bagi Hanan. Pria itu selalu bangga pada setiap pencapaian yang Abercio dapat.

Senyum di wajah Abercio luntur saat matanya menatap figur yang tidak asing, Jiro ada di sana bersama dua orang perempuan yang terlihat tidak asing di mata Abercio. Entahlah, dirinya merasa pernah melihat mereka tapi Abercio lupa bagaimana detailnya. Yang pasti jantungnya berdegup dengan sangat cepat ketika tiga orang itu mempersempit jarak diantara mereka.

Hingga kini Abercio berada tepat di hadapan Jiro, menatap satu sama lain dengan pandangan yang tidak bisa diartikan.

“Kak Abercio! Congratulations for your winning in this competition!” Hazel tersenyum dengan lebar, menyodorkan sebuah buket bunga yang sudah disiapkannya sejak pertandingan belum mulai.

Hazel sengaja membeli bunga itu khusus untuk Abercio, Athlet kesayangannya. Dia tidak memikirkan apa hasil yang didapatkan Abercio nantinya, yang pasti dia akan tetap memberikan sebuket bunga ini pada Abercio.

Abercio menerimanya dengan senyuman yang begitu lebar. “Thank you. What's your name? Sorry kayaknya kita pernah ketemu, tapi aku lupa sama nama kamu,” Abercio bicara dengan tidak enak. Tidak biasanya dia seperti ini.

Hazel menggeleng dengan cepat. “It's okay, kak. Jangan minta maaf dan kita emang pernah ketemu. Saat itu kakak kenal nama aku tapi aku ngerti kalau sekarang kakak lupa, nama aku Hazel dan ini kakak aku, Jiro. Kakak pasti kenal, kan?” Hazel menunjuk Jiro yang sedari tadi hanya diam menatap interaksi keduanya.

Sedangkan Abercio terkejut mendengar ucapan Hazel. “Jiro ini kakak kamu, Hazel?” Abercio bertanya lagi, memastikan rungunya tidak salah mendengar ucapan Hazel barusan.

“Iya kak Cio, Jiro ini kakak aku. Kakak kandung aku,” Hazel menjawab dengan begitu yakin. “Kenapa, Kak? Kakak kaget ya? Huhu maafin aku yang gak tau tempat pas ngenalin Kak Jiro ke kakak.”

“Gak papa Hazel, kamu gak salah.” Mendadak Abercio salah tingkah, terlebih lagi saat Jiro terus menatapnya dengan raut muka datar. Salahnya sendiri yang terlalu cepat mengambil kesimpulan.

Lagipula untuk apa Abercio tidak suka melihat kedekatan Jiro dengan orang lain? Benar kata Hanan, tidak ada status jelas diantara mereka, harusnya Abercio tidak melewati batas yang ada. Bodoh sekali dirinya marah hanya karena satu postingan Jiro, bodoh sekali dia marah hanya karena melihat Jiro pergi bersama adiknya sendiri.

“Abercio, how are you?” Jiro bertanya, mampu membuat lamunan Abercio buyar.

I'm fine. How about you Jiro?”

I'm fine too. I'm grateful to see you here and congratulations for your winning,” Jiro bicara.

“Tunggu-tunggu, kenapa kalian berdua kelihatan akrab?” Hazel bertanya. Kembali menyusun semua puzzle soal kedekatan keduanya yang tersebar di twitter. Hazel sebenarnya ingin bertanya pada Jiro soal rumor yang beberapa hari lalu tersebar tapi dia tidak mau Jiro marah hanya karena dirinya yang terlalu percaya rumor. Karena itulah Hazel menelan kembali semua pertanyaannya.

“Kakak belum cerita sama kamu, ya? Kakak udah kenal sama Abercio dari beberapa hari yang lalu dan semua rumor yang tersebar di internet itu bener.”

Wait! Jadi kalian pergi ke gym bareng, terus Kak Jiro nonton latihannya Kak Cio? For real?!” Abercio dan Jiro mengangguk bersamaan. Sedangkan Hazel terlihat sangat bahagia mendengar kabar ini.

“Oh jadi temen yang Kallea sama Savero maksud itu, Jiro? Iya, Abercio?” Hanan bertanya.

“I-iya,” jawab Abercio gugup, sudah terlampau tahu Hanan akan marah karena lagi-lagi Abercio tidak memberitahunya soal ini. Maka Hanan segera mengejar Abercio yang sudah lebih dahulu berlari menghindarinya.

Gara yang ada di sana mendekat ke arah Jiro lalu merangkul sahabatnya. “Pacar gue sama calon pacar lo deket banget, ya?” Gara memulai, masih menatap Hanan yang setia mengejar Abercio.

“Iya, mereka lucu banget.”

Next time kita harus double date.”

© kmvdoots